Hybrid House

Project : Hybrid House
Prinsipal Arsitek : Ir. Abdullah IAR ; Febrianto Wicaksono, S.Ars
Klien : Bapak Hamzah
Lokasi : Kabupaten Ungaran, Jawa Tengah
Luas Tanah : 102 m2
Luas Bangunan : 156 m2
Tahun Perencanaan : 2020
Status : On Progress



Rumah tinggal yang berlokasi di daerah kota semarang ini adalah milik seorang dokter yang membuka praktik di hunian barunya ini. Kami selaku arsitek merasa senang sekaligus tertantang ketika diminta mendisain rumah tinggal dan klinik dalam satu atap. Senang karena project ini memberi kami pengalama baru untuk mengeksplor kemampuan kami dalam merancang dua fungsi bangunan menjadi satu. Tertantang karena ini adalah project pertama kami dalam mendisain hunian hybrid, rumah tinggal sekaligus klinik di lahan yang terbatas yaitu 102 m2.

Rumah hybrid ini dalam beberapa tahun terakhir seiring waktu semakin berkembang ditengah-tengah masyarakat. Rumah hybrid menjadi solusi bagi pelaku usaha barang maupun jasa untuk menekan biaya sewa bangunan ataupun harga tanah yang semakin mahal. Selain rumah hybrid, kehadiran ruko-ruko yang mulai menjamur juga menjadi solusi hunian sekaligus tempat usaha. Namun pada praktiknya hanya digunakan untuk tempat usaha saja. Sebab ketersedian ruang tidak memenuhi kebutuhan ideal manusia sebagai tempat tinggal apalagi bagi yang sudah berkeluarga.



Dilahan yang terbatas dan kebutuhan ruang klien kami yang banyak mengharuskan kami untuk menyiasati organisasi ruang yang jelas dan hubungan ruang yang efektif. Oleh karena itu rumah klinik ini dirancang 2 lantai untuk memenuhi semua kebutuhan ruang yang diminta klien kami dengan maksimal. Dilihat dari depan bangunan ini langsung terbagi menjadi 2 zona. Zona kanan sebagai klinik dan zona kiri sebagai rumah tinggal (hunian) yang ditandai dengan perbedaan akses masuk pintu pagar dan garis vertikal tegas oleh sekat dinding finishing bata tempel yang menjulang tinggi di lantai 2. Dengan zonasi yang jelas sirkulasi ruang dalam antara hunian dan klinik tidak saling terganggu




Desain fasade rumah klinik ini menggunakan warna-warna natural yang didominasi warna putih dan sebagai warna aksen seperti merah bata dari bata tempel, warna abu-abu dari finishing acian kamprot dan roster. Warna hijau diwakili oleh pohon dan tanaman. Salah satu kriteria rumah yang sehat adalah banyaknya bukaan berupa jendela untuk memasukkan cahaya alami dan sirkulasi udara. Karena itu tampak pada zona ruang klinik yang merupakan tempat untuk berobat haruslah lebih sehat. Pada lantai 1 maupun lantai 2 menggunakan pintu jendela kaca gendong lebar dan setinggi plafond.


Ruang dalam klinik juga menggunakan material warna natural agar senada dengan fasade. Aksen warna kuning sofa yang terang pada kursi panjang gantung menjadi isyarat visual yang menarik pandangan mata pengunjung atau pasien yang secara psikologi dapat merangsang proses mental dan meningkatkan keceriaan. Material finishing texture kayu dan aksen warna hijau pada tanaman pot juga memberi kesan segar.








Ruang praktek dirancang memiliki ukuran ruang yang lapang untuk memberikan kesan welcome agar pasien maupun pengantar terasa nyaman dan merasa mendapat pelayanan yang baik. Kehadiran kursi dan meja kecil diperuntukkan bagi pengantar pasien untuk menunggu ketika sedang dilakukan penanganan medis.




Berdasarkan pembagian zonasi, rumah hunian sebagai area privat, sedangkan klinik sebagai area publik. Lantai 2 yang terlihat melayang menciptakan ruang semi outdoor yang ternaungi dari panas dan hujan yang berfungsi sebagai carport. Akses pintu masuk pagar dari depan terbagi menjadi 2, pengunjung klinik dapat mengakses secara langsung melalui pagar klinik. Namun bagi pengunjung yang membawa kendaraan  bisa memarkirkan kendaraannya di carport. Memasuki ruang tamu yang simpel terlihat selalu rapi dan sangat mudah untuk dibersihkan. Sekat polycarbonate dikombanasi dengan material plat besi dan hpl texture kayu menjadi pembatas fungsi ruang.


Meja kayu ruang makan dan pencahayaan yang tidak terlalu terang menjadikan suasana hangat, aktivitas makan sembari mengobrol di ruang ini terasa asyik. Tamu dekat yang berkunjung pun dapat langsung disambut di ruang makan ini untuk mencicipi masakan tuan rumah. Akses menuju lantai 2 melalui ruang makan ini. Sehingga setiap aktivitas naik turun tidak melewatkan ruang makan ini, seakan ruang makan menjadi sumber energi.


Bawah tangga dimanfaatkan sebagai akses pintu masuk toilet tuan rumah maupun tamu.


Untuk memudahkan klien kami berpraktek di Klinik, pintu jalan pintas menuju klinik dapat diakses melalui ruang makan ini setelah sarapan atau setelah menikmati secangkir kopi. Sehingga tidak perlu keluar pintu rumah.


Terdapat ruang bukaan di tengah bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan udara dan pencahayaan alami. Meski dilahan yang terbatas, optimalisasi ruang harus maksimal. Tepat di area ini letak dapur sudut berada. Kami sebut dapur sudut karena desain dapur ini dibuat menyudut  alias siku letter L untuk memaksimalkan aktivitas memasak yang tehubung langsung dengan taman tengah, yang dapat diisi dengan tanaman hias kesuakaan tuan rumah sehingga aktivitas memasak menjadi terasa segar dan menyenangkan.


Ruang tidur Pembantu Rumah Tangga tepat dibalik dapur ini. Letak pintu kamar agak disembunyikan agar masing-masing privasi antara tuan rumah dan pembantu terjaga.



Setelah melalui anak tangga selangkah demi selangkah disambut ruang TV mini di lantai 2 yang berfungsi sebagai ruang hiburan melepas penat. Ruang TV mini ini tampil minimalis tanpa adanya meja agar tidak mengganggu sirkulasi. Sofa diposisikan membelakangi void tangga. Credenza TV custom multiplek HPL texture kayu menggantung dan menempel di dinding dilengkapi beberapa tundan untuk menaruh foto keluarga atau hiasan. Balkon void taman tengah dimanfaatkan sebagai ruang baca atau sekedar menikmati kopi. Selain itu sebagai media komunikasi antar lantai.




Untuk memenuhi kebutuhan kebersihan pakain rumah ini juga dilengkapi dengan ruang laundry di lantai 2 meski tidak terlalu besar akan tetapi cukup fungsional. Area basah untuk mencuci, area kering untuk menyetrika pakaian.




Antara ruang-ruang yang ada di sisi kanan bangunan dan ruang praktek membentuk koridor sebagai akses menuju balkon yang difungsikan sebagai area jemur sekaligus sebagai jalan untuk pertukaran udara.



Kami mandi utama di lantai 2 ini dirancang minimalis. Dominan warna putih dengan akses warna kayu dari mebeler memberikan kesan simple dan fresh. Ambalan persegi yang berada diatas closet sebagai tempat menaruh aksesoris maupun peralatan mandi. Agar nyaman dan kamar mandi tidak terlalu lembab, sebab itu kamar mandi ini dibagi menjadi 2 area yaitu area kering berisi closet dan wastafel. Sedang area basah untuk shower.



Senada dengan ruang-ruang lain, kamar tidur anak didesain minimalis tapi fungsional. Untuk menyiasati ruang yang sangat terbatas, celah ruang antara jendela dan almari pakaian dimanfaatkan sebagai meja belajar. Tempat tidur dapat difungsikan sebagai kursi.






Kamar tidur utama agak sedikit berbeda, lebih kompleks dari segi fungsionalitas. Ini wajar sebab pasangan suami istri tentu lebih banyak kebutuhan dibanding anak. Karena itu membutuhkan ukuran yang lebih besar dan furniture yang lebih lengkap untuk memenuhi kebutuhan. Almari pakaian yang dapat menampung lebih banyak sandang dan meja rias sangat diperlukan oleh tuan rumah. Fasilitas tambahan lain berupa meja tv sebagai hiburan yang dapat dinikmati oleh pasangan suami istri. Selain itu meja kerja juga diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan kecil atau untuk membaca buku.



Area balkon yang terututp oleh kanopi transparan difungsikan sebagai tempat jemur. Susunan roster yang menghiasai fasade bangunan di awal cerita rumah ini berfungsi menyembunyikan area jemur agar tidak terlihat dari luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar